Imunisasi dan Vaksinasi


Kegiatan Imunisasi-Puskesmas Mantewe
Kita pasti sudah tidak asing dengan vaksin dan imunisasi, namun tahukah anda bahwa ada perbedaan diantara keduanya? Saat kita divaksin belum tentu kita diimunisasi, banyak diantara kita yang meyakini bahwa vaksin dan imunisasi sama, namun sebenarnya keduanya adalah hal yang berbeda.

Vaksinasi adalah persiapan biologis untuk meningkatkan kekebalan tubuh (manusia/hewan) terhadap suatu penyakit. Biasanya dilakukan dengan cara menginduksi (menyuntikkan) kuman, virus atau mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau mati. Agen atau mikroorganisme (virus atau bakteri) yang dimasukkan dalam tubuh melalui vaksinasi akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali benda asing yang masuk, menghancurkan dan “mengingatnya”. Vaksin terbagi menjadi dua, yaitu :

Vaksin mati, berasal dari virus atau bakteri yang dimatikan. Jenis vaksin ini menghasilkan antibodi pada tubuh karena ada antigen didalamnya. Tidak membahayakan janin jika dilakukan pada ibu hamil.
Vaksin hidup, berasal dari virus atau bakteri yang dilemahkan. Virus ini dapat berpotensi menyebabkan penyakit itu sendiri, seperti rubella atau tetanus.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena antigen serupa, tidak akan terjadi penyakit. (Ranuh, 2008,p.10). Kemudian menurut Kamus Kedokteran Dorland, hanya berarti untuk menyuntikkan "suspensi mikroorganisme dilemahkan atau dibunuh, diberikan untuk pencegahan atau pengobatan penyakit menular."

Manfaat imunisasi
Manfaat imunisasi adalah untuk mencegah potensinya terjadinya suatu penyakit disebabkan oleh kuman, virus atau bakteri yang dapat menimbulkan kemungkinan cacat atau kematian.

Vaksin atau imunisasi yang disarankan
Ada beberapa vaksin atau imunisasi yang disarankan untuk diberikan pada ibu hamil, bayi dan anak-anak, diantaranya :

1. DTaP-IPV-Hib (Difteri, Tetanus, Pertusis aseluler, Polio dan Hib)
DTaP-IPV-Hib (Difteri, Tetanus, Pertusis aseluler, Polio dan Hib / Haemophilus influenzae type B) adalah vaksin kombinasi yang diberikan dalam satu jarum. Ini adalah perlindungan terbaik anak Anda dapat memiliki terhadap 5 penyakit ini. Vaksin kombinasi yang sangat efektif dan tidak menimbulkan efek samping lebih banyak daripada jika diberikan oleh jarum terpisah. Anak-anak harus menerima vaksin atau imunisasi ini pada usia 2 bulan untuk membantu melindungi mereka terhadap penyakit ini. Biasanya diberikan pada saat yang sama dengan vaksin pneumokokus dan meningokokus.

Imunisasi DPT / DtaP-IPV-Hib  diberikan dalam "seri" untuk membantu membangun kekebalan yang kuat terhadap penyakit ini. Anak-anak menerima dosis pada:

•  2 bulan
•  4 bulan
•  6 bulan 
•  18 bulan
•  4-6 tahun (kecuali Hib)

Perlindungan yang terbaik adalah jika anak Anda memiliki seluruh seri pada usia yang dianjurkan. Tapi itu tidak pernah terlambat untuk memulai. Boosters tetanus dan difteri dianjurkan setiap 10 tahun.

2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati. Kebanyakan orang yang terinfeksi dapat sembuh sepenuhnya. Namun, hingga 10% dari anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi kronis (seumur hidup) hepatitis B. Vaksin Hepatitis B diberikan sebanyak tiga kali, yaitu saat bayi lahir, berumur satu dan enam bulan. Vaksin ini efektif mencegah terjadinya penyakit hepatitis.

3. HPV
Human Papillomavirus (HPV) adalah infeksi yang sangat umum dan ditularkan melalui kontak seksual. Diperkirakan bahwa lebih dari 70% orang akan memiliki minimal satu infeksi HPV genital dalam hidup mereka. Beberapa jenis infeksi HPV menyebabkan hampir semua kasus kanker serviks.
Vaksin HPV paling efektif apabila diberikan pada perempuan sebelum mereka mulai aktivitas seksual dan risiko eksposur terhadap HPV. Maka disarankan kepada pasangan yang akan menikah untuk melakukan serangkaian imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks. Selanjutnya imunisasi ini diberikan pada saat trimester pertama kehamilan atau anda juga bisa berkonsultasi dengan bidan atau dokter kandungan mengenai imunisasi apa saja yang harus dilakukan saat hamil.

4. BCG
Imunisasi ini Bacillus Calmette Guerin, adalah jenis imunisasi yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit TBC, penyakit ini sering menyerang anak dibawah usia 12 tahun. Oleh sebab itu imunisasi BCG sangat diperlukan. Vaksin atau imunisasi ini juga mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis TB (radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri TB).
Imunisasi BCG biasanya diberikan pada bayi ketika usianya 2 – 3 bulan, imunisasi ini dilakukan hanya satu kali karena imunisasi ini berisi kuman atau bakteri hidup dan membuat antibodi yang dihasilkan cukup tinggi.

5. Campak
Virus Campak mudah menjangkiti anak-anak, terutama anak dibawah usia lima tahun. Campak biasanya akan memicu komplikasi berupa pnemonia, radang telinga dan radang otak, bahkan banyak anak yang harus cacat seumur hidup akibat campak, seperti mengalami kebutaan atau tuli.
Maka imunisasi campak sangat penting diberikan pada anak sebagai tindakan pencegahan, biasanya diberikan saat anak berusia 9 bulan dan 6 tahun, namun apabila pada usia 15 bulan si kecil sudah mendapatkan vaksin MMR, Campak – 2 tidak diberikan.

Efek yang timbul setelah imunisasi
Beberapa bayi menunjukkan beberapa reaksi setelah mendapatkan imunisasi, beberapa efek yang timbul seperti :

Demam, biasanya terjadi setelah imunisasi BCG, namun Anda tidak perlu khawatir, karena demam tidak akan berlangsung lama. Jika demam si kecil tak kunjung turun konsultasikan segera dengan dokter anak.
Nyeri atau sakit pada bagian bekas imunisasi, nyeri setelah imunisasi juga tidak akan berlangsung lama.
Bengkak dan benjolan kemerahan pada bagian bekas imunisasi, bengkak akan hilang dalam 1 sampai 2 minggu setelah imunisasi. Anda dapat mengompres area bengkak dengan air hangat agar si kecil merasa nyaman. Jika benjolan membesar dan bernanah konsultasikan segera pada dokter.