Vaksin Pentabio(New)
Pentabio adalah
Vaksin DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B
Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) berupa suspensi homogen yang
mengandung toksoid tetanus dan difter-i murni, bakter-i pertusis (batuk rejan)
inaktif,antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan
komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus
influenzae tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein
toksoid tetanus. HBsAg diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel
ragi. Vaksin dijerap pada aluminium fosfat. Thimerosal digunakan sebagai
pengawet. Polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan pada media
tertentu, dan kemudian dimurnikan melalui serangkaian tahap ultrafiltrasi.
Potensi vaksin per dosis tidak kurang dari 4 IU untuk pertusis, 30 IU untuk
difteri, 60 IU untuk tetanus (ditentukan pada mencit) atau 40 IU (ditentukan
pada guinea pig), 10 mcg _HBsAg dan 10 mcg Hib.
Kegiatan Imunisasi PUSKESMAS MANTEWE (pyd Batuharang) |
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL)
mengandung
Zat aktif
Toksoid Difteri murni
20 Lf (k. 30 IU)
Toksoid Tetanus murni
5 Lf 60 IU)
B. pertussis inaktif 12 OU (k 4 IU)
HBsAg 10 mcg
Konjugat Hib 10 mcg
Zat tambahan
sebagai aluminium
fosfat 0,33 mg
Thimerosal 0,025 mg
Pengenalan Vaksin Pentabio-Dinkes Prop.Kalimantan Selatan |
Pengenalan Vaksin Pentabio-Dinkes Prop.Kalimantan Selatan |
INDIKASI
Vaksin digunakan
untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis
B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.
Kegiatan Imunisasi PUSKESMAS MANTEWE (pyd.Batuharang) |
CARA KERJA OBAT
Merangsang tubuh
membentuk antibodi terhadap difter-i, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus
influenza tipe b.
CARA PEMBERIAN
Vaksin harus
disuntikkan secara intramuskular. Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada
anterolateral paha atas. Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan
luka saraf siatik dan tidak dianjurkan. Suntikan tidak boleh diberikan ke dalam
kulit karena dapat meningkatkan reaksi lokal. Satu dosis anak adalah 0,5 mL.
JADWAL IMUNISASI
Pentabio (Vaksin
DTP-HB-Hib) TIDAK BOLEH digunakan pada bayi yang baru lahir.
Di negara-negara
dimana pertusis menjadi bahaya tertentu pada bayi, vaksin ini harus dimulai
secepat mungkin dengan dosis pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis
berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4 minggu.
Vaksin ini aman dan
efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV),yellow
fever dan suplemen vitamin A. Jika vaksin ini diberikan bersamaan dengan
vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan. Vaksin ini tidak
boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain.
EFEK SAMPING
Jenis dan angka
kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin
DTP, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah. Untuk DTP, reaksi
lokal dan sistemik ringan umum terjadi. Beberapa reaksi lokal sementara seperti
bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul
dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi,
irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24
jam setelah pemberian. Episode hypotonic-hyporesponsive pernah
dilaporkan. Kejang demam telah dilaporkan dengan angka kejadian 1 kasus per
12.500 dosis pember-ian. Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah
imunisasi mengurangi terjadinya demam. Studi yang dilakukan oleh sejumlah
kelompok termasuk United States institute of Medicine, The Advisory
Committee on Immunization Practices, dan asosiasi dokter spesialis anak di
Australia, Canada, Inggris dan Amerika, menyimpulkan bahwa data tidak
menunjukkan adanya hubungan kausal antara DTP, dan disfungsi sistem saraf
kronis pada anak. Oleh karenanya, tidak ada bukti ilmiah bahwa reaksi tersebut
mempunyai dampak permanen pada anak..
Vaksin hepatitis B
dapat ditoleransi dengan baik. Dalam studi menggunakan plasebo sebagai kontrol,
selain nyeri lokal, dilaporkan kejadian seperti myalgia dan demam r-ingan tidak
lebih sering dibandingkan dengan kelompok plasebo. Laporan mengenai reaksi
anafilaksis berat sangat jarang. Data yang ada tidak menunjukkan adanya
hubungan kausalitas antara vaksin hepatitis B dan sindroma atau kerusakan
demyelinasi termasuk gangguan sklerosis multipel , dan juga tidak ada data
epidemiologi untuk menunjang hubungan kausal antara vaksinasi hepatitis B dan
sindroma fatigue kronis, artritis, kelainan autoimun, asthma, sindroma kematian
mendadak pada bayi, atau diabetes.
Vaksin Hib
ditoleransi dengan baik. Reaksi lokal dapat terjadi dalam 24 jam setelah
vaksinasi dimana pener•ma vaksin dapat merasakan nyeri pada lokasi
penyuntikkan. Reaksi ini biasanya bersifat ringan dan sementara. Pada umumnya,
akan sembuh dengan sendir-inya dalam dua atau tiga hari, dan tidak memedukan
tindakan medis lebih lanjut. Reaksi sistemik ringan, termasuk demam, jarang
terjadi setelah penyuntikkan vaksin Hib. Reaksi berat lainnya sangat jarang;
hubungan kausalitas antara reaksi berat lainnya dan vaksin belum pernah
ditegakkan.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif
terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat terhadap dosis vaksin kombinasi
sebelumnya atau bentuk-bentuk reaksi sejenis lainnya merupakan kontraindikasi
absolut terhadap dosis berikutnya. Terdapat beberapa kontraindikasi terhadap
dosis pertama DTP ; kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
kelainan saraf serius lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen
pertusis. Dalam hal ini vaksin tidak boleh diber-ikan sebagai vaksin kombinasi,
tetapi vaksin DT harus diberikan sebagai pengganti DTP, vaksin Hepatitis B dan
Hib diberikan secara terpisah. Vaksin tidak akan membahayakan individu yang
sedang atau sebelumnya telah terinfeksi virus hepatitis B.
Defisiensi sistem
kekebalan
Individu yang
terinfeksi human-immunodeficiency virus (HIV), baik asimtomatis maupun
simtomatis, harus diimunisasi dengan vaksin kombinasi menurut jadwal standar.
PERINGATAN DAN
PERHATIAN
- Vial vaksin harus
dikocoksebelum digunakan untuk menghomogenkan suspensi. – Gunakan alat suntik
steril untuksetiap kali penyuntikan.
- Vaksin ini tidak
boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain.
- Sebelum vaksin
digunakan, informasi pada gambar Vaccine Vial Monitor (VVM) harus
diikuti.
PENYIMPANAN
Vaksin DTP-HB-Hib
harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara +2°C dan .8°C. Vaksin
DTP-HB-HIb TIDAK BOLEH DIBEKUKAN.
Vaksin dari kemasan
vial dosis ganda yang sudah diambil satu dosis atau lebih dalam satu sesi
imunisasi, dapat digunakan untuk sesi imunisasi berikutnya selama maksimal
sampai 4 minggu, jika kondisi ber-ikut terpenuhi (sebagaimana tercantum dalam
kebijakan WHO The use of opened multi dose vials in subsequent immunization
sessions. WHOIVEr13/00.09):
- Tidak melewati batas kadaluarsa
- Vaksin disimpan dalam kondisi rantai dingin yang tepat
- Tutupvialvaksin tidakterendam air
- Semua dosis diambil secara aseptis
- Jika terdapat Vaccine Wal Monitor (WM), tidak mencapai discard point (lihat gambar)
- KEMASAN
- Dus @ 10 vial @ 0,5 mL ( 1 dosis) ; Reg. No. DKL1302906943A1 Dus @ 10 vial @ 2,5 mL ( 5 dosis) ; Fteg. No. : DKL1302906943A1 Dus @ 10 vial @ 5 mL (10 dosis) ; Reg. No. DKL1302906943A1
- Vaccine Vial Monitor (VVM) merupakan bagian dari etiket Pentabio (Vaksin DTP-HB-Hib) berbentuk noktah berwarna, yang sensitif terhadap suhu (time – temperature sensitive) dan berfungsi sebagai indikator adanya akumulasi paparan panas yang dialami oleh vial (valcsin). Hal tersebut merupakan petunjuk bagi pemakai apakah vaksin masih dapat digunakan atau tidak.
- Pembacaan VVM mudah. Pusatkan pada kotak yang berada di tengah lingkaran. Warnanya akan berubah secara bertahap. Selama warna kotak tersebut lebih muda daripada bagian lingkaran maka vaksin masih bisa digunakan. Jika warna kotak tersebut sama atau lebih gelap dari pada bagian lingkaran, maka vaksin harus segera dibuang.
- harus dengan resep dokter re-write by: xander@vaksinzone@gmail.com